Profil Desa Cilibur
Ketahui informasi secara rinci Desa Cilibur mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menilik Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, sebuah desa di dataran tinggi yang memadukan keasrian alam, peninggalan sejarah, dan geliat inovasi. Profil ini mengupas tuntas potensi pertanian, pariwisata, hingga tata kelola pemerintahannya
-
Pusat Pemerintahan Inovatif
Desa Cilibur berhasil meraih Juara 1 Lomba Desa tingkat Kabupaten Brebes berkat keunggulannya dalam tata kelola administrasi, pelayanan publik berbasis digital, dan perencanaan pembangunan yang partisipatif
-
Potensi Ekonomi Agraris dan Kerakyatan
Bertumpu pada sektor pertanian dengan komoditas unggulan seperti cengkeh dan atsiri, ekonominya diperkuat oleh BUMDes Kusuma Jaya dan inisiasi Koperasi Desa Merah Putih yang didukung penuh oleh pemerintah pusat
-
Daya Tarik Wisata Sejarah dan Alam
Desa ini merupakan lokasi Candi Pangkuan, sebuah situs bersejarah unik dengan monumen batu lonjong dan makam tokoh legendaris yang menawarkan pengalaman wisata alam dan religi di tengah hutan yang sejuk
Terletak di lereng subur kaki Gunung Slamet, Desa Cilibur di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menjelma menjadi sebuah contoh entitas pedesaan yang dinamis. Dengan udara sejuk dan panorama alam yang memikat, desa ini tidak hanya menawarkan ketenangan khas pegunungan, tetapi juga menyimpan potensi ekonomi dan sosial yang terus berkembang. Di bawah kepemimpinan yang progresif, Cilibur secara aktif menggerakkan roda pembangunan melalui inovasi administrasi, penguatan ekonomi kerakyatan dan pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal, menjadikannya salah satu desa unggulan di wilayah selatan Brebes.
Desa ini menjadi sorotan setelah berhasil meraih prestasi sebagai Juara 1 dalam Lomba Desa Tingkat Kabupaten Brebes pada tahun 2025. Sebuah pencapaian yang menandakan keberhasilan dalam tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, dan inovasi yang didorong oleh pemerintah desa bersama partisipasi aktif warganya. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata dari upaya kolektif untuk memajukan desa di berbagai sektor.
Geografi dan Demografi Wilayah
Desa Cilibur secara geografis berada pada kawasan dataran tinggi dengan kontur tanah yang berbukit dan lembah yang subur, menjadikannya wilayah agraris yang potensial. Koordinat desa ini tercatat pada 7°15′2″S 109°3′20″E. Suhu rata-rata yang sejuk, berkisar antara 22°C hingga 29°C, sangat mendukung untuk kegiatan pertanian beragam komoditas. Wilayahnya dialiri oleh beberapa sumber mata air yang menjadi urat nadi bagi irigasi persawahan dan kebutuhan sehari-hari warga.
Secara administratif, Desa Cilibur merupakan bagian dari Kecamatan Paguyangan. Batas-batas wilayah Kecamatan Paguyangan yakni:
Sebelah Utara: Kecamatan Sirampog dan Kecamatan Bumiayu
Sebelah Timur: Kabupaten Banyumas
Sebelah Selatan: Kabupaten Banyumas
Sebelah Barat: Kecamatan Bantarkawung dan Kecamatan Bumiayu
Meskipun data mengenai luas wilayah spesifik Desa Cilibur belum dipublikasikan secara resmi, data Sensus Penduduk tahun 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes mencatat jumlah penduduk Desa Cilibur sebanyak 10.678 jiwa. Jumlah ini menempatkan Cilibur sebagai salah satu desa dengan populasi yang cukup padat di Kecamatan Paguyangan. Kepadatan penduduknya yang signifikan menuntut perencanaan tata ruang dan pengelolaan sumber daya yang cermat agar dapat menopang kehidupan sosial dan ekonomi warganya secara berkelanjutan. Desa ini terdiri dari beberapa dukuh atau dusun, antara lain Dukuh Beran, Krajan, dan Legok, yang masing-masing memiliki karakteristik sosialnya sendiri.
Tata Kelola Pemerintahan dan Inovasi Pelayanan
Pemerintahan Desa Cilibur, yang saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Nur Rohman, S.H., menunjukkan komitmen kuat terhadap kemajuan desa. Visi ini terwujud dalam berbagai program yang berfokus pada efisiensi birokrasi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Kemenangan dalam Lomba Desa tingkat kabupaten menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan implementasi program-program tersebut.
Penilaian dalam kompetisi itu mencakup aspek-aspek krusial seperti kelengkapan administrasi desa, kualitas pelayanan kepada masyarakat, serta penerapan inovasi dan digitalisasi dalam pelayanan publik. Keberhasilan ini mengindikasikan bahwa Desa Cilibur telah mampu mengelola administrasi pemerintahannya secara transparan dan akuntabel. Proses perencanaan pembangunan desa pun dilaksanakan secara partisipatif, seperti yang terlihat dalam Musyawarah Desa (Musdes) untuk penyusunan Rencana Kegiatan Pembangunan (RKP) Desa. Musdes ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, lembaga desa, hingga pendamping desa, untuk memastikan setiap program yang dirancang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi warga.
"Kami berupaya agar setiap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di desa berjalan transparan. Pertanggungjawaban kegiatan tahun sebelumnya kami sampaikan secara terbuka, dan usulan untuk tahun berikutnya kami diskusikan bersama seluruh elemen masyarakat," ujar seorang perwakilan pemerintah desa dalam sebuah forum musyawarah. Keterlibatan aktif dari berbagai pihak ini, termasuk pendampingan teknis dari lembaga seperti FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran), membantu menciptakan APBDes yang lebih akuntabel dan responsif, termasuk responsif gender.
Geliat Ekonomi Kerakyatan dan Potensi Pertanian
Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Cilibur. Tanah yang subur dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduknya untuk menanam berbagai komoditas, baik pangan maupun perkebunan. Tanaman seperti padi, jagung, cabai, dan aneka sayuran menjadi sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari sekaligus pendapatan. Selain itu, Cilibur juga dikenal memiliki potensi dalam budidaya tanaman perkebunan bernilai ekonomi tinggi seperti cengkeh dan tanaman atsiri.
Sebuah penelitian tentang pengembangan desa inovatif di Cilibur menyoroti bahwa tanaman cengkeh banyak tumbuh di pekarangan warga dan masyarakat telah memiliki dasar pengetahuan dalam budidaya serta pengolahan minyak atsiri. Potensi ini coba dikelola dan dikembangkan lebih serius melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kusuma Jaya. BUMDes ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi dengan mengelola potensi desa secara lebih profesional, mulai dari hulu hingga hilir, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Langkah strategis terbaru dalam penguatan ekonomi lokal adalah pembentukan Koperasi Desa Merah Putih pada April 2025. Program yang diinisiasi oleh pemerintah pusat ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh pemerintah dan warga desa. Dalam musyawarah pembentukannya, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Paguyangan, Suripudin, menegaskan pentingnya program ini.
"Koperasi Merah Putih ini adalah amanat langsung dari Presiden Republik Indonesia. Nantinya, koperasi ini akan menerima kucuran anggaran dari pemerintah pusat dengan estimasi sebesar 3 hingga 5 miliar rupiah per desa," jelas Suripudin dalam sambutannya.Kepala Desa Cilibur, Nur Rohman, S.H., juga menaruh harapan besar pada program ini. "Kami berharap Koperasi Desa Merah Putih dapat berjalan lancar sesuai ekspektasi seluruh warga dan mampu meningkatkan perekonomian desa secara signifikan serta berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting," ungkapnya. Koperasi ini dirancang untuk mencakup berbagai sektor, termasuk pertanian, dan diharapkan menjadi katalisator bagi terciptanya siklus ekonomi yang lebih mandiri dan kuat di tingkat desa.
Pesona Wisata Sejarah dan Alam Candi Pangkuan
Di samping potensi pertanian dan ekonomi, Desa Cilibur memiliki daya tarik wisata yang unik dan bernilai sejarah tinggi, yaitu Candi Pangkuan. Berbeda dari candi pada umumnya, Candi Pangkuan bukanlah sebuah bangunan megah, melainkan sebuah situs purbakala yang terletak di tengah hutan yang asri dan rindang. Ikon utama dari situs ini adalah sebuah monumen batu lonjong setinggi kurang lebih 50 meter yang menjulang gagah, menjadi pusat perhatian para pengunjung.
Lokasinya di Desa Cilibur, yang mudah diakses, menjadikan Candi Pangkuan sebagai destinasi wisata alternatif yang memadukan wisata alam, sejarah, dan religi. Pengunjung dapat menikmati kesejukan udara hutan sambil berjalan-jalan menyusuri area situs. Keunikan batu lonjong tersebut seringkali menjadi objek foto favorit para wisatawan.
Tidak jauh dari monumen batu, terdapat beberapa makam yang diyakini merupakan tempat peristirahatan terakhir tokoh-tokoh legendaris yang dipercaya sebagai penduduk pertama di wilayah Brebes selatan, seperti Kyai Wisnu, Kencana Wungu, dan Nyi Rantam Sari. Keberadaan makam-makam ini menambah nuansa sakral dan daya tarik spiritual bagi sebagian pengunjung. Kombinasi antara keunikan monumen alam, kesejukan hutan, dan cerita sejarah yang melingkupinya menjadikan Candi Pangkuan sebagai aset pariwisata berharga yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah desa dan daerah. Pengembangan yang tepat dapat menarik lebih banyak wisatawan dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar.
Tantangan dan Masa Depan Desa Cilibur
Meskipun memiliki beragam potensi dan prestasi, Desa Cilibur tetap menghadapi tantangan. Salah satunya, seperti yang teridentifikasi dalam penelitian mengenai BUMDes, adalah kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama dalam hal manajemen usaha dan teknologi pengolahan hasil pertanian. Peningkatan kapasitas SDM menjadi kunci agar potensi alam yang melimpah dapat diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi, tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah.
Ke depan, dengan fondasi pemerintahan yang solid, semangat inovasi yang terus menyala, dan modal sosial serta ekonomi yang kuat, Desa Cilibur memiliki prospek yang cerah. Sinkronisasi antara program pemerintah desa melalui BUMDes dan Koperasi Merah Putih, pengembangan agrowisata yang terintegrasi dengan situs Candi Pangkuan, serta peningkatan kapasitas warganya akan menjadi kunci untuk mewujudkan Cilibur sebagai desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing. Perjalanan Cilibur adalah cerminan dari bagaimana sebuah desa di kaki gunung mampu merajut asa, mengubah potensi menjadi prestasi, dan bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik.
